Dalam 4 th Rumah ini Kehilangan Harga Property 26 M
Jual rumah yang sudah lama ditempati pasti adalah pilihan berat untuk siapa saja pemiliknya walau dengan tawaran harga yang mengundang selera. Yaitu Austrin Spriggs, pria asal Washington yang pada akhirnya menanggung derita kerugian cukup besar karena menampik jual tempat tinggalnya.
Tetapi setiap saat beberapa pengembang menawar tempat tinggalnya, Spriggs menampik dengan tegas dianya tidak bakal jual rumah yang dihuninya itu. Berulang-kali pihak pengembang mengunjunginya dirumah serta kantor, namun dia terus menampik.
Sampai pada akhirnya Spriggs malah jual tempat tinggalnya dengan harga yang tambah lebih murah dari tawaran yang sampai kini diberikan. Apa pemicunya?
Tersebut penjelasan singkat cerita Spriggs yang menampik jual tempat tinggalnya, yang diambil sumber berita ekonomi.
Harga property tengah naik
Menyongsong harga property yang selalu bertambah pada 2010, beberapa pengembang selalu berupaya bangun beberapa ratus perkantoran serta kondonium. Sebagian orang diantara mereka bahkan juga melego satu rumah di lokasi yang dikehendaki sampai seharga US$ 2 juta atau setara dengan Rp 26, 02 miliar.
Penggarapan proyek apartemen serta perkantoran itu adalah hasil kerjasana Zusin Development serta Sivan Properties. Keduanya sudah mengakuisisi beberapa besar tempat di salah satu daerah di Washington.
Tetapi di tempat itu, ada satu yang memiliki rumah yang menampik jual tempat tinggalnya bahkan juga dengan tawaran jutaan dolar, yakni Austin Spriggs. Beritanya, terkecuali perkantoran, Presiden Zusin Developments, Ilya Zusin menyampaikan, pihaknya bakal merubah tempat seluas 3. 700 kaki persegi itu untuk membangu property ritel serta restoran.
Penawaran Harga Rumah
Pada 2009, tawaran harga yang didapatkan untuk pembelian tiap-tiap rumah cuma US$ 715 ribu. Namun Spriggs putuskan untuk menampik harga itu serta memperjuangkan harga lebih tinggi.
Beberapa pengembang lalu berupaya membujuk Spriggs untuk jual tempat tinggalnya dengan harga meraih US$ 2 juta atau Rp 26, 02 miliar. Spriggs menampik karena rumah itu adalah tempat dianya membangun perusahaan arsitektur kecil mulai sejak 1980.
Setiap saat beberapa pengembang hadir serta tawarkan harga lebih tinggi, Spriggs terus menampik. Dianya bahkan juga berjanji merubah tempat itu jadi pizzeria yang bakal berbaik hati menyongsong serta menghidangkan makanan untuk masyarakat baru.
Beberapa pengembang property mulai jengah serta berhenti membujuk Spriggs yang dikira keras kepala.
Spriggs pada akhirnya jual rumah dengan harga murah
Saat itu, berita penolakan penjualan rumah yang dikerjakan Spriggs menebar ke semua kota serta jadi pembicaraan hangat di Washington serta negara sisi lain. Bagaimanakah tak, Spriggs menampik tumpukan uang untuk menjaga tempat tinggalnya.
Empat th. lalu, rumah itu sudah dikelilingi bangunan besar yang disebut komplek perkantoran, ritel, serta restoran. Bangunan tinggi dengan baja serta kaca pas melingkari tempat tinggalnya, terkecuali sisi depan saja.
Pizzeria yang dijanjikan Spriggs tidak pernah di buka. Sesudah banknya meneror bakal mengambil alih rumah itu, Spriggs pada akhirnya jual tempat tinggalnya itu seharga US$ 1, 5 juta. Sayangnya, saat ini pihak pengembang lebih berani serta menawar harga itu.
Lalu pada 2011 Spriggs jual tempat tinggalnya cuma seharga US$ 750 ribu atau Rp 9, 76 miliar, tambah lebih rendah dari tawaran pertama.
